Senin, 16 Mei 2016


BAB MAF ULUN BIH 


A. Pengertian  Maf’ul Bih
المفعول به هو اسم منصوب يدل على شئٍ وقع عليه فعل الفاعل اثباتا او نافيا ولا تغير لاجله صورة الفعل
 مفعول به

adalah isim manshub yang menunjukan suatu arti dimana perbuatan فاعل jatuh padanya, baik dalam posisi isbhat (positif) atupun nafi (negatif) dan bentuk فعل sama sekali tidak berubah.
 Contoh:

 (+)  أكلتُ الرزَّ  (saya telah makan nasi)
 (-)ما أكلتُ الرزَّ  (saya tidak makan nasi).
 Maf’ul bih bisa didefinisikan juga إسم منصوبٌ الّذى يقع به الفعل (isim manshub yang menjadi sasaran perbuatannya فاعل. Contoh:ضربتُ الكلبَ (saya telah memukul anjing), kata الكلبَ itu merupakan maf’ul bih karena jadi sasaran yang memukul.

B.  Fi’il Muta’adi dan Lazim
a)      Fi’il Lazim
Yaitu fi’il yang maknanya tidak bisa sampai pada maf’ul bih kecuali dengan perantaraan huruf jar seperti: مَرَرْتُ بِزَيْدٍ atau fi’il yang tidak ada maf’ul bihnya yang bukan karena pembuangan seperti :قام زيد
 Fi’il lazim dinamakan juga fi’il qoshir karena dicukupkan hanya dengan fail.
Fiil –fiil yang ditentukan kelazimannya. 

11)       Fi’il-fi’il yang menunjukkan arti watak. Seperti;   نهم شرف كرم ظرف
22)      Fi’il-fi’il yang mengikuti wazanاِفْعَلَلَّ    .Seperti : اقشعرّ اطمعأنّ
33)      Fi’il yang mengikuti wazanاِفْعَنلل    .Seperti:    اِقْعَنْسَسَ  اخرنجم
44)      Fi’il yang menunjukkan makna bersih atau kotor.Seperti :طهر نظف دنس وسخ
55)      Fi’il yang menunjukkan makna sifat yang baru terjadi selain gerakan.Seperti:  كسل مرض 
66)       Fi’il yang menjadi muthowa’ahnya fi’il yang mutaaddi pada satu maf’ul, seperti:  مَدَّهُ   فَامْتَدَّ 
   كسّرت الزجاج فتكسّ     
7) Fiil yang menunjukan warna .Seperti : احمرّ  احضرّ  
  Cara memuta’adikan fiil lazim
1. Dengan menambahkan hamzah qot’i di awalnya sehingga membentuk wazan أَفْعَلَ
خَرَجَ  menjadi    أَخْرَجَ  
كرم   menjadiأكرم     
 
2. Dengan menasdidkan ‘ain fi’ilnya menjadi فَعَّلَ (fa’ ‘ala)
Contoh :
 عظمmenjadi    عظّم   , فرح   menjadi     فرّح
 فرح  menjadi     فرّح

3. Dengan  perantara huruf jer
Contoh :
ذَهَبَ اللهُ بِنُوْرِهِمْ      
 أعرض عن الرذيلة
 
b)     Fiil muta’adi


Fi’il muta’adi yaitu: “Fi’il yang maknanya bisa sampai pada maf’ul bihnya tanpa perantaraan huruf jar”. Contoh: فتح طارق الاندلس
Fi’il muta’adi juga dinamakan fi’il waqi’ karena pekerjaannya terjadi pada maf’ul bih, juga dinamakan fi’il mujawiz, karena pekerjaannya melewati dan sampai pada maf’ul bih.
·         Tanda Fi’il Muta’adi yaitu:

1.Apabila bisa ditemukan dengan ha’ dlomir yang rujuk pada selain masdarnya fi’il .
Contoh:  الباب غفلته
Sedangkan Ha’ dlomir yang rujuk pada masdarnya fi’il tidak bisa dijadikan tandanya fi’il muta’adi, karena dengan hal itu bisa ditemukan fi’il muta’adi dan fiil lazim. Seperti:
yang bertemu fi’il lazim contoh:  اَلْخُرُوْجُ خَرَجَهُ زَيْدٌ
yang bertemu fi’il muta’adi contoh: اَلضَّرْبُ ضَرَبَهُ زَيْدٌ
2.Bisa dicetak isim maf’ul yang tam seperti مقت فهو ممقوت. Maksudnya tam yaitu tidak membutuhkan huruf Jar ketika dicetak menjadi isim maf’ul . Jadi apabila dicetak isim maful akan membutuhkan huruf jar ,maka fiil itu dikategorikan lazim seperti :
غضبت على زيد فهو مغضوب عليه 
·         Keadaan Fi’il Muta’adi
Maf’ul bih akan menashobkan pada maf’ul bihnya apabila tidak menjadi naibul fa’il.
Contoh : تَدَبَّرْتُ الْكُتُبَ

Apabila dijadikan naibul fail maka dibaca rofa’,maka diucapkan: تدبرت الكُتُبُ
·         Macam-macam fiil muta’adi dilihat dari maknanya

1.      Muta’adi binafsih yaitu sampainya pekerjaan fail atas maf’ul bih secara langsung atau tanpa perantara huruf jar  بريت القلم
2.      Muta’adi bighoirih yaitu sampainya pekerjaan fail atas maf’ul bih dengan perantara huruf jar seperti:  ذهب الله بنورهم
  •    Pembagian Fi’il Muta’adi dilihat dari banyaknya maf’ul bih
Fi’il muta’addi dibagi menjadi tiga, yaitu:
1)      Fi’il yang muta’adinya pada satu maf’ul Seperti:كتب ,اخذ ,عفر  ,ضَرَبَ
2)      Fi’il yang muta’adi pada dua maf’ul   bih

  • Fi’il yang muta’adi pada dua maf’ul bih ada dua macam:
a.       Fiil muta’adi yang maf’ul bihnya bukan berasal dari mubtadak dan khobar.
Seperti:    اعطى, سأل ,منح ,منع ,كسا ,علّم
b.      Fiil muta’adi yang maf’ul bihnya berasal dari mubtadak dan khobar.
Yaitu: أفعال القلوب    dan  أفعال التحويل

3)      Fi’il yang muta’adi pada tiga maf’ul
Seperti:أرى, أنبأ, نبّأ, أخبر ,خبّر ,حدّث     dan أعلم





BAB MUFTADA WAL KHABAR

1. Pengertian Mubtada dan Khobar

Sebelum kita membahas kesesuaian antara mubtada dan khobar, ada baiknya kalau kita tahu dulu apa itu mubtada dan apa yang disebut khobar.

 Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek) dan kosong dari ‘amil lafdy. Tetapi mubtada memiliki ‘amil ma’nawi yaitu mubtada harus beri’rab  rofa’ karena menjadi ibtida (awal kalimat atau awal sesuatu yang di ceritakan).


Khobar adalah sesuatu yang menerangkan kondisi mubtada dan dapat menyempurnakan makna mubtada’ yang pada bahasa Indonesia dikenal dengan Predikat. Mubtada tanpa khobar tidaklah jelas ma’nanya begitu juga khobar tanpa didahului mubtada akan menjadi tidak bermakna.

Contoh:
الْأُسْتَاذُ مَرِيْضٌ (Ustadz itu sakit)
الْمُسْلِمُ صَالِحٌ (Orang muslim itu sholeh)
الْوَلَدُ نَشِيْطٌ (Anak itu rajin)
Seperti pada contoh di atas, kata الْأُسْتَاذُ berkedudukan sebagai mubtada dan مَرِيْضٌ berkedudukan sebagai khobar. Kalau الْأُسْتَاذُ saja tanpa disertai kata مَرِيْضٌ jelas tidaklah bermakna. “ustadz itu…..” tentu akan menimbulkan pertanyaan seperti ; Kenapa? Ada apa dengan ustadz? Tapi kalau sudah ada kata مَرِيْضٌ orang yang di ajak bicara akan mengerti apa yang terjadi dengan ustadz, bahwa ustadz itu sedang sakit. Dan tidak akan timbul pertanyaan tentang apa yang terjadi pada ustadz. Begitu juga dengan  contoh contoh yang lain kurang lebih sama.
B. Kesesuaian antara Mubtada dan Khobar
Untuk selanjutnya penulis akan mencoba menjelaskan salahsatu ketentuan Mubtada dan Khobar, yaitu Khobar adalah sesuatu yang menyandar kepada Mubtada, oleh karena itu Khobar harus selalu mengikuti Mubtada dalam segi bilangan dan segi jenisnya.  Mari kita lihat beberapa contoh dibawah ini :

a. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya.

 contoh :

a. Jika mubtada terbuat dari mufrod maka khobarnyapun harus terbuat dari mufrod. الْمُسْلِمُ حَاضِرٌ (Seorang   muslim itu hadir)

 b. Jika mubtada terbuat dari mutsanna, maka khobarnyapun haruslah mutsanna.
الْمُسْلِمَانِ حَاضِرَانِ (Dua orang muslim itu hadir)

c.  Jika mubtada terbuat dari kalimat jamak, maka khobarnya harus juga terbuat dari jamak.
الْمُسلِمُوْنَ حَاضِرُوْنَ (Orang-orang muslim itu hadir)

     b. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya.
Contoh :
  a.  Jika mubtada terbuat dari kalimat yang mudzakkar , maka khobarnya harus juga terbuat dari mudzakkar.

الْمُسْلِم صَالِح  (Orang muslim itu sholeh)

   b. Jika mubtada terbuat dari kalimat yang muannats , maka khobarnya harus juga terbuat dari muannats.

الْمُسْلِمَةُ صَالِحَةٌ (Orang muslimah itu sholihah)


c. Jika mubtada terbuat dari jama’ untuk ghoir A’qil maka Khobarnya   boleh terbuat dari jama’ muannats atau mufrod muannats.

Contoh :
اَلشَّجَرَاتُ كَبِيْرَاتٌ (Pohon pohon itu besar)
اَلشَّجَرَاتُ كَبِيْرَةٌ   (Pohon pohon itu besar)

Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek)
Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada’ (Predikat)

Contoh:
مُحَمَّدٌ طَبِيْبٌ (Muhammad adalah seorang dokter)
الْأُسْتَاذُ مَرِيْضٌ (Ustadz itu sakit)

Ketentuan-ketentuan Mubtada’ dan khobar
1. Mubtada’ dan khobar merupakan isim-isim marfu’

Contoh:
الْوَلَدُ نَشِيْطٌ (Anak itu rajin)
أَبُوْكَ مَاهِرٌ (Bapakmu adalah orang yang pandai)
الْقَاضِى عَادِلٌ (Hakim itu adil)
2. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya.

Contoh:
الْمُسْلِمُ حَاضِرٌ (Seorang muslim itu hadir)
الْمُسْلِمَانِ حَاضِرَانِ (Dua orang muslim itu hadir)
الْمُسلِمُوْنَ حَاضِرُوْنَ (Orang-orang muslim itu hadir)
3. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya.

Contoh:
الْمُسْلِمُ صَالِحٌ (Orang muslim itu sholeh)
الْمُسْلِمَةُ صَالِحَةٌ (Orang muslimah itu sholihah)
الْمُؤْمِنُوْنَ مُجْتَهِدُوْنَ (Para lelaki mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh)
الْمُؤْمِنَاتُ مُجْتَهِدَاتٌ (Para perempuan mu’min itu orang
















Minggu, 15 Mei 2016

Macam Huruf



حَرْفٌ

A. Pengertian Huruf         


و الحرف ما لا يصلح معه دليل الإسم ولا دليل الفعل
"Huruf ialah lafadz yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda fi'il."
Dari ta'rif di atas maka dapat dijelaskan kembali bahwa huruf itu lafadz yang tidak disisipi baik oleh tanda isim maupun tanda fi'il. Contohnya yaitu seperti huruf khafadh, yaitu min, ilaa, 'an, 'alaa, dan lain sebagainya. Juga seperti huruf istifham "Hal" dan "a". Lafadz-lafadz ini disebut huruf karena tidak ditanwin atau disisipi alif lam, qad, ta' ta'nis yang disukunkan, dan sebagainya.


Penjelasan nadzam di atas:
Huruf dapat dibedakan dari isim dan fiil disebabkan huruf terlepas dari alamat-alamat isim dan fiil. Dikemukakannya contoh (هَلْ) dan (فِي) dan (لَمْ) pada nadzam di atas dimaksud sekedar untuk mengingatkan bahwa huruf terbagi pada dua bagian, yaitu huruf yang bersifat mukhtas dan yang tidak bersifat mukhtas. Salah satu jenis huruf yang tidak bersifat mukhtas adalah (هَلْ), huruf ini dapat memasuki isim dan fiil, misalnya seperti contoh berikut ini:
(هَلْ زَيْدٌ قَامَ) Artinya: "Apakah Zaid berdiri?"
(هَلْ قَامَ زَيْدٌ؟) Artinya: "Apakah Zaid berdiri?"
Selain itu ada contoh untuk huruf yang bersifat mukhtas, yaitu fii dan lam. Huruf yang bersifat mukhtas ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
  1. Huruf yang khusus memasuki isim, seperti lafadz: (زَيْدٌ فِي الدَّارِ) Artiny: Zaid berada di dalam rumah
  2. Huruf yang khusus memasuki fiil, contohnya: (لَمْ يَقُمْ زَيْدٌ) Artinya: "Zaid belum berdiri
Macam-macam huruf ini sangat banyak sekali. Misalnya saja, dalam hubungannya dengan kalimah lain, maka huruf dibedakan menjadi tiga macam:
  1. Huruf yang masuk pada kalimah isim. Misalnya huruf jar, inna dan saudara-saudaranya, huruf nida', istisna, dan lain sebagainya
  2. Huruf yang masuk pada kalimah fiil. Misalnya huruf nashab, huruf jazm, dan lain sebagainya
  3. Huruf yang bisa masuk pada kalimah fiil dan isim. Misalnya huruf athaf, wawu hal, dan lain sebagainya.

JENIS FI'IL

الفعـــــــــــــــــــــــــل
A. Definisi:
Kalimah Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang). Hampir seperti pengertian kata kerja dalam bahasa Indonesia, namun ada perbedaan sedikit.
Contoh:
Bekerjalah
اُفْعُــلْ
Sedang/ akan bekerja
يَفْــعُــلُ
Telah bekerja
فَــعَــلَ
B. Pembagian Kalimah Fi’il.
             1. Berdasaran waktu terjadinya
a. Fi’il madhi
b. Fi’il Mudhari’
c. Fi’il Amar





1. Pembagian Fi’il berdasarkan waktu
A.    Fi’il Madhi
1. Definisi
Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau .

2. Tanda-tanda
Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada umumnya mengandung suara “a” , misalnya كَـتَـبَ (telah menulis), قَــرَأَ (telah membaca). 

3. Bentuk
Fi’il Madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir (pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il (pelaku). Dengan mengambil contoh kata كَـتَـبَ (kataba), maka terdapat 14 bentuk sebagai berikut:


No
Dhamir
F. Madhi
Arti
Keterangan
1
هُـوَ
كَتَبَ
Dia (lk) telah menulis
Bentuk asli tanpa perubahan
2
هُمَـا
كَتَبَـا
Keduanya (lk) telah menulis
+ ا pada huruf terakhir
3
هُـمْ
كَتَبُـوْ
Mereka (lk) telah menulis
+ ـــُوْ pada huruf terakhir
4
هِـيَ
كَتَبَـتْ
Dia (pr) telah menulis
+ ـتْ pada huruf terakhir
5
هُمَـا
كَتَبَـتَا
Keduanya (pr) telah menulis
+ ـتـََا pada huruf terakhir
6
هُـنَّ
كَتَبْـنَ
Mereka (pr) telah menulis
+ ـْــنَ pada huruf terakhir
7
اَنْـتَ
كَتَبْـتَ
Kamu (lk) telah menulis
+ ـْــتَ pada huruf terakhir
8
اَنْتُمَـا
كَتَبْتُمـَا
Kalian (lk) telah menulis
+ ـْــتُمَـا pada huruf terakhir
9
اَنْتُـم
كَتَبْتُـمْ
Kalian (lk) telah menulis
+ ـْــتُمْ pada huruf terakhir
10
اَنْـتِ
كَتَبْـتِ
Kamu (pr) telah menulis
+ ـْـتِ pada huruf terakhir
11
اَنْتُمَـا
كَتَبْتُمَا
Kalian (pr) telah menulis
+ ـْتُمَـا pada huruf terakhir
12
َانْتُـنَّ
كَتَبْتُـنَّ
Kalian (pr) telah menulis
+ ـْـتُـنَّ pada huruf terakhir
13
اَنَـا
كَتَبْـتُ
Saya telah menulis
+ ـْــتُ pada huruf terakhir
14
نَحْنُ
كَتَبْـنَا
Kami, kita telah menulis
+ ــْـنَـا Pada huruf terakhir

 contoh  

خَلَقَ     (kholaqo)=telah menciptakan       أََمَرَ     (amaro)=telah memerintahkan
خَرَجَ   (khoroja)= telah mengeluarkan     أَكَلَ     (akala)=telah memakan






B. FI'IL MUDHARI' 

  1. Definisi
Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi (present tense) atau akan terjadi (future tense).
B.     Ciri/ tandanya:
1. Dapat dimasuki huruf sin س dan saufa سَوْفَ contoh: سَيَشْـهَدُ, سَوْفَ يَشْـهَدُ
2. Dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ا,ن,ي,ت (اَنَيْتُ) yang disebut huruf mudhara’ah

Huruf

Contoh

Huruf
Contoh
ا

أذْهَـبُ

ي
يَذْهَـبُ, يَذْهَبَـانِ, يَذْهَبُــونَ
ن

نَذْهَـبُ

ت
تَذْهَـبُ, تَذْهَبَــانِ, تَذْهِبْــنَ



3. Dapat dimasuki huruf لاَ (tidak)
Contoh:
لاَ يَذْهَـبُ, لاَ يَشْـهَدُ, لاَ يَضْـرِبُ
Contoh :

يَخْلُقُ    (yakhluqu)=sedang/akan menciptakan

يَخْرُجُ   (yakhruju)= sedang/akan mengeluarkan

يَأْمُر     (ya’muru)= sedang/akan memerintahkan

يَأْكُلُ    (ya’kulu)= sedang/akan memakan
C.     Bentuk
Seperti Fi’il madhi, Fi’il mudhari’ juga mempunyai 14 bentuk sesuai dhamirnya. Contoh


No
Dhamir
F. Madhi
Arti
Perub
Letak perubahan
1
هُـوَ
يَضْـرِبُ
Dia (lk) sedang/ akan memukul
….
Akhir kata
2
هُمَـا
يَضْرِبَـانِ
Keduanya (lk) sedang/ akan memukul
….َانِ
Akhir kata
3
هُـمْ
يَضْرِبُـونَ
Mereka (lk) sedang/ akan memukul
…ُوْنَ
Akhir kata
4
هِـيَ
تَضْـرِبُ
Dia (pr) sedang/ akan memukul
تَ….
Awal kata
5
هُمَـا
تَضْرِبانِ
Keduanya (pr) sedang/ akan memukul
تَ…َانِ
Awal dan akhir
6
هُـنَّ
يَضْـرِبْنَ
Mereka (pr) sedang/ akan memukul
تَ…بْنَ
Awal dan akhir
7
اَنْـتَ
تَضْـرِبُ
Kamu (lk) sedang/ akan memukul
تَ…
Awal kata
8
اَنْتُمَـا
تَضْـرِبانِ
Kalian (lk) sedang/ akan memukul
تَ…َانِ
Awal dan akhir
9
اَنْتُـم
تَضْـرِبُوْنِ
Kalian (lk) sedang/ akan memukul
ت…ُوْنَ
Awal dan akhir
10
اَنْـتِ
تَضْـرِبِيْنَ
Kamu (pr) sedang/ akan memukul
تَ…بِيْنَ
Awal dan akhir
11
اَنْتُمَـا
تَضْـرِبَانِ
Kalian (pr) sedang/ akan memukul
تَ…َانِ
Awal dan akhir
12
َانْتُـنَّ
تَضْـرِبْنَ
Kalian (pr) sedang/ akan memukul
تَ…بْنَ
Awal dan akhir
13
اَنَـا
اَضْـرِبُ
Saya sedang/ akan memukul
ا…..
Awal kata
14
نَحْنُ
نَضْـرِبُ
Kami, kita sedang/ akan memukul
نَ……
Awal kata



C. FI’IL AMAR

A.    Definisi
Fi’il Amar adalah: kata kerja yang menunjukkan perintah (imperative) untuk melaksanakan pekerjaan.
B.     Tanda-tanda
Biasanya diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun. Contoh : 
اُكْتُبْ
tulislah
اِقْـرَءْ
Bacalah
اِحْفَظْ
Hafalkan










C.    Cara membuat
a. Dari Fi’il madhi,
b. dibuang ya mudhari’nya (yaitu huruf awal Fi’il mudhari’)
c. huruf akhir diberi harakat sukun
d. Bila setelah dibuang ya mudhari’nya ternyata huruf awalnya berharakat sukun(ـْـ) maka ditambah dengan hamzah washal (ا) yang berkasrah yang tak perlu ditulis harakat kasrahnya.
Langkah-langkah membuat Fi’il amar
يَذْهَـبُ

ذْهَـبُ

ذْهَـبْ

اذْهَـبْ
1

2

3

4
D. Bentuk
Bentuk Fi’il Amar hanya ada 6, yaitu
No
Dhamir
F. Amar
Arti
Perubahan
1
هُــوَ

———
———
2
هُـمَـا
———
———
3
هُــمْ
———-
———
4
هِـيَ
———-
———
5
هُمَـا
———-
———
6
هُـنَّ
———-
—–
7
اَنْـتَ
اُكْـتُبْ
Memukullah kamu (lk)
Asli
8
اَنْتُمَـا
اُكْتُبَــا
Memukullah kalian (lk)
…..َا
9
اَنْتُـم
اُكْـتُبُـوْا
Memukullah kalian (lk)
….ُوْ
10
اَنْـتِ
اُكْـتُبِي
Memukullah kamu (pr)
….ِيْ
11
اَنْتُمَـا
اُكْـتُبَتَـا
Memukullah kalian (pr)
…َتَـا
12
َانْتُـنَّ
اُكْـتُبْـنَ
Memukullah kalian (pr)
….ْنِ
13
اَنَــا
—-
—-
14
نَحْـنُ
—-
—–


Contoh :


اُدْخُلْ    (udkhul)=masuklah                           إِجْلِسْ   (ijlis)=duduklah

اُخْرُُجْ   (ukhruj)=keluarlah                            اِِرْفَعْ    (irfa’)=angkatlah




D. KESIMPULAN



  • Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau. Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada umumnya mengandung suara “a” , misalnya كَـتَـبَ (telah menulis), قَــرَأَ (telah membaca) Fi’il Madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir (pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il (pelaku). Dengan mengambil contoh kata كَـتَـبَ (kataba),
  • Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi  atau akan terjadi.. Cara membuatnya Huruf asli dalam Fi’il madhi diberi tambahan salah satu huruf mudhara’ah, huruf ke dua sukun (mati) Ciri/ tandanya adalah (1) Dapat dimasuki huruf sin س dan saufa سَوْفَ (2) dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ا,ن,ي,ت (اَنَيْتُ) yang disebut huruf mudhara’ah
 
  • Fiil Amar adalah kata kerja yang menunjukkan arti perintah untuk melakukan pekerjaan.. Biasanya diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun.